Selasa, 16 Maret 2010

12 ANGRY MEN

Film ini berkisah tentang perdebatan 12 juri pada suatu peradilan Anglo Saxon di US. Kasus yang diangkat dalam film ini adalah pembunuhan tingkat pertama dengan ancaman hukuman mati dengan seorang terdakwa pemuda berumur 18 tahun.
Semula semua terlihat sangat mudah, putusan guilty! Para juri hampir saja menyelesaikan hidup dan mati si pemuda dalam 5 menit saja. Salah seorang juri yang merasa “kita tak bisa ‘menyelesaikan’ hidup dan mati seseorang dalam 5 menit”, dia menganggap para juri perlu mediskusikannya terlebih dahulu. Oleh karena itu, ia menjadi satu-satunya orang yang mengatakan not guilty. Oleh karena 11 orang juri yang lain bukanlah seonggok daging yang tak punya kehidupan, mereka yang sudah sangat yakin bahwa si pemuda guilty ditambah dengan bukti-bukti yang kesemuanya sangat meyakinkan, menjadi kesal (baca:marah). Film ini adalah perdebatan antara 12 lelaki yang merasa stuck di sebuah ruang diskusi juri dalam kondisi marah.
Cerita pun mengalir dengan sangat baik. Argumen, penjelasan, dugaan semua tersampaikan dalam dialog yang cerdas serta penokohan karakter yang kuat. Saya yakin tidak ada seorang penonton pun yang terganggu dengan kenyataan bahwa ini adalah film hitam putih dengan setting hanya tiga ruangan yang tidak terlampau besar. Penokohan dan dialog-dialog yang cerdas tersebut pada suatu titik tertentu dapat menghantarkan kita pada suatu identifikasi diri dari salah seorang tokoh dalam film ini. Apakah kita pemarah? Pragmatis? Idealis? Pendendam? Atau hanya sekedar orang yang tak acuh?
Saya tak hendak menjadi spoiler dengan menceritakan keseluruhan film ini. Maka disinilah akhir resensi film 12 Angry Men.

0 komentar:

Posting Komentar